HUKUMAN YANG DIKENAKAN MEILIANA ADALAH TRAGEDI MANUSIA
Kasus Meiliana: Menteri Agama
hingga Wapres Beri Dukungan di Tengah Pro-Kontra Netizen
Tangis Meliana Akhirnya Menjadi
Senyum Membuncah
Oleh: Birgaldo Sinaga
29 Juli 2016, Atui berlari2 memohon
maaf ke tempat pemuka agama Tanjung Balai Asahan berkumpul. Ia memohon ampun
dengan sepuluh jari tertangkup di dada pada semua orang di sana. Agar mau
memaafkan perbuatan istrinya.
Peristiwa kelam itu memaksa
Meliana diungsikan ke Medan. Semua keluarganya pindah ke Medan. Mereka
menyewa rumah diujung gang yang selalu jadi langganan banjir. Alasannya murah.
21 Agustus 2018, Meliana divonis
penjara 1 tahun 6 bulan. Ia dipenjara di LP Perempuan Tj Gusta Medan. Sejak
akhir Juli 2016 hingga hari divonis penjara, kehidupan Meliana dan keluarganya
berbalik 180 derajat. Berat sekali tekanan yang dirasakan Meliana dan
keluarganya.
28 September 2018, saya dan teman2
seperjuangan di Medan membesuk Bu Meliana di Lapas Tj Gusta. Saya menyampaikan
dukungan dan pemberian dana beasiswa dari teman2 followet saya untuk dua
anaknya yang masih kuliah Nita dan Ferry.
11 November 2019, Meliana menerima
putusan bebas murni. Ia tidak lagi seorang narapidana Lapas Tj Gusta. Ia kini
menjadi manusia bebas dan merdeka. Itu artinya, masa depan nan gemilang ada di
depan.
2 Januari 2020, saya dan Jun
Franco mengunjungi Bu Meliana di Medan. Kami ngobrol panjang. Banyak
cerita dan kisah saya dengar. Dan harapannya, ia ingin membuka usaha kuliner.
Sejak keluar dari penjara Bu Meliana belum punya pekerjaan.
3 Januari 2020, kami bertemu lagi di
depan sebuah ruko yang sedang disewakan. Lokasinya dekat Pajak Meranti Medan.
Saya ingin menyampaikan pesan Pak Tjan yang akan memberi jalan buat usaha
kuliner Bu Meliana. Sekalian saya ingin melihat lokasi usaha kulinernya.
"Bu Meiliana, saya datang
menyampaikan pesan teman saya yang baik hati. Pesannya meminta saya melihat
lokasi tempat usaha dan menanyakan berapa biaya yang diperlukan untuk usaha
kuliner Bu Meiliana", ujar saya.
Bu Meiliana dan suaminya Pak Atui
terkejut. Keduanya tergagap. Wajahnya tetiba merona merah. Mata Bu Mei
berbinar2. Senyum membuncah lebar terlihat dari bibir mereka. Mereka senang
sekali.
"Saya sebenarnya tidak begitu
sehat Bang Bir. Dua bulan saya drop. Ada masalah di rahim saya. Kata dokter
harus diangkat. Jadi sekarang saya banyak minum vitamin. Usai operasi ya baru
dimulai usahanya. Selepas Imlek", ujar Bu Meiliana.
Saya mengangguk. Saya memberikan Bu
Mei keleluwasaan mengatur kapan mulai membuka usaha kulinernya. Saya sarankan
agar dihitung rinci kebutuhan semua perangkat yang dibutuhkan. Steleng, meja
kursi, kompor, freezer, kulkas, piring sendok dlsb.
"Bagaimana sistem pembayarannya
Bang Bir", tanya Bu Meiliana.
Saya tersenyum. Apa yang mau saya
jawab? Saya hanya melaksanakan perintah saja.
"Bayarnya nanti kalo Pak
Tjandra datang ke Medan cukup dikasih makan gratis", jawab saya.
Spontan Bu Meiliana melongo. Ia
terkejut. Ia seperti tidak percaya. Bagaimana mungkin jaman sekarang ini ada
orang mau menolong tanpa pamrih tanpa imbalan?
"Gak usah terkejut bu. Doakan
saja beliau", ujar saya mencoba menenangkan perasaannya yang terkejut.
Bu Meiliana berjanji dalam beberapa
hari ini akan memberikan laporan kebutuhannya. Ia dan suaminya senang sekali.
Sepanjang pertemuan itu wajahnya memancarkan senyum dan semangat. Doanya
sepanjang malam terjawab akhirnya.
"Terimakasih banyak ya Bang
Bir...sampaikan rasa terimakasih kami yang sangat besar pada Pak Tjandra.
Tuhanlah yang membalas kebaikannya", ucap Bu Meiliana haru.
Saat tangan saya menjabat tangan Bu
Mei dan Pak Atui ada getaran rasa yang tidak bisa saya ungkapkan.
2 Februari 2020, mimpi Bu Meliana
terwujud. Mimpinya ingin membuka usaha kuliner menjadi kenyataan. Ia membuka
usaha rumah makan dengan nama Seafood Meliana.
Kemarin, Bu Meliana telepon dengan
nada begitu bahagia. Ia senang sekali. Ia mengundang saya untuk datang ke
pembukaan Seafood Meliana.
Sayangnya saya tidak bisa hadir.
Tapi saya dan beberapa teman mengirim papan bunga sebagai tanda kami ikut
berbahagia dan mendoakan semoga Seafood Meliana maju dan sukses.
Semesta memang punya cara mempertemukan
kebajikan cinta dan meneguhkannya. Cinta dan kebajikan dari orang2 baik
yang memiliki rasa welas asih pada sesama yang terzolimi.
Percayalah, air mata orang
yang tidak bersalah itu akan berakhir. Seperti Ahok yang kini bersinar menjadi
Komut Pertamina, demikianlah juga Meliana.
Meliana kini menjadi pengusaha rumah
makan yang menyajikan masakan khas Seafood Tanjung Balai.
Alamatnya:
Seafood Meliana
Jalan Iskandar Muda Baru No 30 C
Belakang Carrefour
Dekat Pajak Meranti, Medan
Masakan itu diracik oleh tangannya
sendiri. Tangan yang dulu buat menyeka air matanya saat duduk mendengar vonis
hakim.
Selamat dan sukses Seafood
Meliana...
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga