Friday, 17 April 2020

17 April 2020, Friday




Bacaan ku hari ini, sambungan dari bacaan kemarin yang di tanggal 16 April 2020  :


https://walterpinem.me/tips-mendaki-gunung-untuk-siapapun/



...... tips mendaki gunung dari segi perlengkapan.



1. Siapkan Perlengkapan
Ini sudah jelas, merupakan langkah yang wajib.

Tanpa perlengkapan yang lengkap (yang memang harus dilengkapi), pendakian akan terasa semakin tidak nyaman bahkan bisa mengancam.

Berikut perlengkapan penting yang wajib dipersiapkan, kubagi ke dalam dua bagian yakni Prioritas dan Lain-Lain:

Perlengkapan Mendaki Gunung: Prioritas


1. Carrier
Tips Memilih Carrier Untuk Mendaki Gunung:

Sesuaikan dengan beban yang bisa dibawa. Rata-rata carrier yang cukup dan ideal untuk mendaki gunung adalah antara 40 Liter dan 50 Liter.
Jika bawaan memang banyak, 60 Liter hingga 80+ Liter bisa menjadi target.
Tentu harus sesuai dengan lamanya durasi mendaki. Semakin lama durasi mendaki, semakin besar pula carrier yang akan dibutuhkan (jika non-stop) karena bawaan tentu saja lebih banyak.
Pilih carrier yang bantalan punggungnya lumayan tebal.
Sesuaikan dengan kenyamanan di punggung.
Perhatikan massa carrier tersebut, jangan terlalu berat. Jika bisa, pilih yang pernak-pernik/aksesorisnya tidak mengandung bahan besi atau baja, atau komponen lain yang massanya cukup berat.
Tipsnya, jika ada timbangan di tempat kamu akan membeli carrier, timbang carrier tersebut dalam keadaan kosong melompong.
Pilih carrier sesuai dengan kebutuhan dan mudahnya untuk mem-packing barang-barang nantinya.
Misalnya, di dalam carrier tersebut terdapat banyak kantong kecil maupun besar, atau memiliki ruang khusus untuk menempatkan sleeping bag, rain coat/poncho, dan sebagainya.
Utamakan brand yang memang terkenal berkualitas, meski yaaa, harganya memang lebih mahal.
Utamakan yang memiliki fitur pelindung seperti rain cover.
Mode/desain carrier belakangan, yang terpenting harus nyaman kamu gunakan.


2. Sepatu Gunung & Kaus Kaki
Tips Memilih Sepatu Gunung Untuk Mendaki Gunung:

Ukuran tetap harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan terlalu ngepas, jangan terlalu longgar dan tentu saja jangan terlalu sempit.
Pilih ukuran yang nyaman terasa, minimal nyaman digunakan untuk berjalan jauh.
Pilih bantalan ujung kaki yang cukup padat namun tidak sempit.
Perhatikan tapak sepatu, lebih baik sedikit bergerigi untuk menghindari terpeleset di medan yang licin.
Pertimbangkan untuk membeli sepatu gunung yang water-resistant, agar di medan berair sepatu sulit tembus oleh air. Hal ini mengurangi resiko terkena hipotermia.


3. Pakaian Gunung
Tips Memilih Pakaian Gunung yang Tepat:

Bedakan dalam dua kategori pakaian; untuk tidur dan untuk pendakian (ketika mendaki).
Untuk tidur, pakaian yang sedikit tebal tentu membantu meminimalisir rasa dingin.
Ketika mendaki, pakaian tipis dan lebih pendek tentu membantu memudahkan pergerakan.


4. Jaket

Tips Memilih Jaket Gunung yang Tepat:

Selalu utamakan jaket gunung yang wind-breaker dan water-repellent agar ketika hujan dapat menghindari baju menjadi basah kuyup, dan khusus ketika summit attack, angin yang bertiup kencang tidak terlalu berefek langsung kepada tubuh dan kulit.
Perhitungkan juga jaket gunung yang tebal namun tetap ringan dan tidak mengganggu pergerakan.
Utamakan jaket gunung yang memiliki hoody dan berbentuk zipper.
Pilih juga jaket gunung yang elastis agar tidak terlalu menganggu pergerakan.


5. Rain Coat/Poncho
Siapkan juga ini agar ketika hujan turun dengan lebat di tengah pendakian, kalian bisa melanjutkan pendakian dengan menggunakan rain coat/poncho.


6. Senter/Headlamp
Cari yang kecil, ringan, mudah dibawa, dan tentunya terang. Sebenarnya disarankan senter/headlamp dengan warna lampu kuning ketimbang LED putih karena lampu warna kuning mampu menembus embun yang pekat dalam perjalanan di malam hari. Jangan lupa juga membawa sejumlah batere dan bola lampu senter cadangan.


7. Kompor Portable
Kompor portable tentu sangat diperlukan ketika mendaki gunung.

Makananmu bergantung padanya, ketimbang harus membuat api unggun untuk keperluan memasak.


8. Stok Makanan & Minuman
Sekucupnya, kalau berlebih nanti justru merepotkan untuk dibawa mendaki dan pendakian turun.

Minuman pun begitu, persiapkan secukupnya, karena belum tentu ada sumber air di gunung (terutama musim kemarau).

Air juga berpengaruh signifikan terhadap berat total beban carrier yang harus dibawa, jadi tetap, sebaiknya dengan kadar yang secukupnya saja.

Jangan lupa juga membawa makanan dan minuman dengan kadar nutrisi dan vitamin yang tinggi guna menjaga kondisi tubuh agar tetap fit.


9. Sleeping Bag

Tips Memilih Sleeping Bag untuk Pendakian Gunung:

Tentunya, cari yang paling bisa membuatmu merasa hangat di tengah malam yang teramat dingin.
Cari juga yang water-resistant dan wind-breaker.
Perhitungkan massa sleeping bag agar tidak terlalu berat dibawa.
Tips memilih sleeping bag selengkapnya bisa dibaca di halaman berikut.



10. Obat-Obatan/Med-Kit

Sebelumnya, pastikan kalau kalian memang sedang fit dan memungkinkan untuk melakukan pendakian gunung. Jika punya penyakit turunan atau riwayat sakit keras, konsultasikan kepada dokter dan periksa kesehatan.

Siapkan juga obat-obatan jika punya alergi atau penyakit yang mudah kambuh. Jangan pernah malu atau gengsi jika memang butuh obat dan perlakuan khusus di bidang medis. Ini bisa menyelamatkan nyawamu nantinya.

Siapkan juga obat-obatan dan alat-alat medis yang gunanya sebagai pertolongan pertama.



11. Perlengkapan Tenda & Bivak atau Hammock

Tips Memilih Tenda untuk Mendaki Gunung:

Sesuaikan dengan jumlah anggota; jika memang tenda harus terbagi ke beberapa jumlah karena jumlah anggota pendakian memang cukup banyak, maka pilihlah tenda dengan ukuran maksimal 4 orang.

Pastikan tenda yang digunakan tahan hujan dan angin.
Pastikan juga agar di atap tenda tidak mudah menyekung agar air hujan tidak tertampung.
Perhatikan bahan dasarnya, cari yang kuat dan tahan lama agar tidak rentan sobek.
Selengkapnya bisa dibaca di halaman berikut.
Siapkan juga alat-alat pembuatan bivak manakala di tengah pendakian hujan turus deras agar kalian bisa menyiapkan tempat berteduh darurat.

Jika mungkin, siapkan juga hammock biar bisa nyantai saat beristirahat di tengah pendakian 😀


12. Matras
Sebagai alas. Usahakan cari yang tidak terlalu keras namun tetap gampang dibawa.



Perlengkapan Mendaki Gunung: Lain-Lain


1. GPS/Kompas/Peta Jalur

Biasanya pada setiap pos pendakian telah disediakan peta jalur oleh tim panitia. Persiapkan juga GPS atau Kompas untuk keperluan navigasi jika memang dirasa perlu. Sebab, memang jalur pendakian sudah jelas arahnya. Namun untuk menghindari tersesat, ada baiknya perlengkapan ini juga dipersiapkan.


2. Pisau & Alat Memasak Lain

Ini penting, dong, biar kalau lapar tinggal masak dan makan 😀


3. Kotak Makanan & Botol Minuman dalam Perjalanan
Saranku, ada baiknya menyediakan bekal selama perjalanan pendakian, minimal roti dan kopi. Ketika memasak, jangan langsung dihabiskan porsinya.

Kalau mungkin, ada baiknya porsi makanan dimasak lebih agar bisa disisakan sebagai bekal ketika melanjutkan pendakian.


4. Pisang & Coklat
Dua jenis makanan ini terbukti mampu menambah stamina ketika mendaki. Cobalah.


5. Batere Cadangan & PowerBank
Untuk senter/headlamp, kamera, smartphone, dan sebagainya. Jika Anda rasa perlu maka persiapkan juga perlengkapan ini.


6. Masker
Penting jika ada gas belerang dari kawah gunung, terjadi kebakaran hutan dan sebagainya.

Di musim kemarau, biasanya debu akan beterbangan, mengepul terbawa angin terkibas oleh kaki yang melangkah di depan kita. Jadi masker ini tetap menjadi pertimbangan untuk dibawa.


7. Sun Protection
Di gunung, ketika sudah menjelang puncak, biasanya pepohononan sudah semakin sedikit dan sinar matahari jauh lebih mudah ‘menusuk’.

Agar kulit tidak ‘terbakar’ ketika melakukan pendakian, terutama di musim kemarau, pertimbangkan untuk menggunakan sunblock. Jangan lupakan juga kaca mata hitam dan topi.


8. Sarung Tangan Fingerless
Sarung tangan yang menutupi tangan dan jari secara penuh lebih cocok ketika malam hari saat tidur dan summit attack.

Ketika pendakian normal, sarung tangan fingerless lebih tepat digunakan terutama di medan yang curam atau sulit, jadi tangan lebih kuat menggenggam obyek sekitar seperti ranting sebagai bantuan pegangan, agar tidak licin.

Kalau ada yang terlewatkan, mohon ditambahkan melalui kolom komentar ya 🙂




2. Mulai Lakukan Pemanasan
Olahraga beberapa minggu atau sebulan sebelum hari H pendakian merupakan waktu yang paling ideal. Ini gunanya agar kondisi tubuh tidak terkejut dengan aktivitas luar biasa dengan beban berat ketika mendaki gunung.

Atur juga pernafasan selama kalian berolahraga. Lakukan pemanasan setiap hari agar tubuh tetap rileks.

Melatih kekuatan kaki juga penting, terutama sembari berlatih membawa beban berat secara rutin. Usahakan agar pergelangan tetap rileks selama pemanasan.

Tips Mendaki Gunung: Saat Pendakian



3. Mulai Pendakian
Nah, jika segala persiapan sudah disiapkan dengan baik dan lengkap, sekarang saatnya mendaki gunung.

Kabari orang tua, rekan, dan kerabat lainnya mengenai pendakian ini dan estimasi waktu pendakian hingga kalian tiba di rumah.
Lakukan pemanasan, berdoa, dan mulai pendakian secara perlahan, jangan langsung terburu-buru mendaki di awal pendakian.

Berikut tips mendaki gunung yang bisa dilakukan selama pendakian agar tidak cepat letih dan kondisi tubuh tetap terjaga, dan tentunya agar ‘aman’:

– Mulai secara perlahan. Tidak usah terlalu buru-buru. Hemat tenaga selama pendakian karena pendakian sangat memakan tenaga dan waktu.

– Atur pola pernafasan. Usahakan agar mulut tertutup dan andalkan pernafasan dari hidung sepanjang pendakian. Hindari ngobrol dengan teman pendaki jika mungkin agar tidak cepat lelah.

– Kalau butuh istirahat langsung laporkan kepada rekan pendaki! Jangan ada gengsi dalam pendakian. Ingat, ketika mendaki gunung, nyawamu yang dipertaruhkan. Jika memang sudah lelah dan butuh istirahat, katakan kepada rekan pendakimu.

Terutama bagi yang punya penyakit dan alergi, jangan gengsi jika memang butuh jeda sesaat. Penting!

– Hindari duduk apalagi tidur-tiduran saat beristirahat di tengah pendakian. Usahakan agar tetap berdiri sembari beristirahat di tempat.

Ini gunanya agar kondisi tubuh yang sudah terlanjur ‘terbiasa’ dengan pendakian saat itu tidak kembali menegang.

Di awal memang terasa sangat melelahkan karena tubuh masih bisa dibilang ‘terkejut’ dengan aktivitas pendakian. Ketika tubuh sudah beradaptasi dengan aktivitas, kondisi tubuh akan lebih fit dan kita pun lebih menikmati proses pendakian.

– Jangan terlalu banyak makan dan minum. Frekuensinya tidak masalah, asal porsinya jangan terlalu banyak agar tidak ada gangguan terasa di perut ketika mendaki.

– Berjalan beriringan dalam pola sebaris seperti rombongan anak bebek. Hal ini perlu dilakukan agar rombongan tidak terpisah dan jalur pendakian muat untuk rombonganmu dan rombongan lain, terutama agar tidak mengganggu rombongan lain.

– Jika berjalan lambat, berikan rombongan lain untuk mendahului.

– Jangan sombong dan sok jagoan dalam pendakian! Tetap berjalan di jalur yang sudah ditentukan, jangan menyimpang ke jalur lain apalagi hanya untuk show-off.

Mendakilah hanya di jalur yang sudah ditentukan oleh panitia pengelola gunung. Sudah banyak kejadian orang tersesat dan hilang di gunung karena menyimpang dari jalur pendakian yang sudah ditentukan sebelumnya.

– Jangan petik apalagi merusak flora yang ada di sepanjang jalur pendakian ya! Selama aku mendaki, sudah beberapa kali kejadian di mana bunga-bunga edelweiss tidak lagi berada di pohonnya, rusak, dan keindahannya pun ternodai.

Kan ngga enak dilihat sama yang lain, jadi jangan rusak flora jenis apapun yang ada di sekitarmu!
Orang-orang yang jauh-jauh dan repot-repot datang dan mendaki gunung juga pengen melihat keindahan tanaman-tanaman hutan yang ada di sana, jadi jangan kau rusak!

Take Nothing but Pictures, Leave Nothing but Footprints, Kill Nothing but Time.
– Gunakan perlengkapan yang sudah dibawa jika sudah diperlukan, misalnya cemilan untuk di jalan, bivak ketika hujan di tengah pendakian, masker, rain coat, senter, sarung tangan fingerless, dan sebagainya.

– Jangan makan tanaman atau buah-buahan sembarangan, terutama yang tidak familiar.

– Jangan ganggu binatang entah itu binatang liar hingga serangga jika memang berjumpa saat pendakian. Terutama, jangan ganggu habitatnya.

– Interaksi dengan pendaki lain dan tetap sopan.  Tips mendaki gunung ini juga penting. Dari pengalamanku, ketika aku kehabisan air, pendaki lainlah yang memberikanku cadangan air. Mereka juga rela memberikan stok makanan mereka jika kita butuh. Begitu pun sebaliknya, dan tentu seharusnya, kita kepada mereka.

Jaga interaksi, tata kerama dan kesopanan selama pendakian. Jika sesuatu terjadi pada kita dan rombongan, pendaki lain juga pasti rela membantu.

Kesopanan juga perlu dijaga karena, setiap gunung punya ‘aturan tak tertulis’ masing-masing yang harus kita pahami dan taati.

– Agar semakin termotivasi saat pendakian, ingatlah bahwa semakin cepat sampai di pos tujuan maka semakin cepat pula kalian beristirahat sembari menikmati makanan dan minuman hidangan.

Tapi jangan terlalu terburu-buru. Sesuaikan dengan kondisi fisik dan kondisi pendakian saat itu. Tips mendaki gunung yang satu ini sangat penting ya, ingat!




4. Mendirikan Tenda

Saat musim pendakian yang ramai, biasanya mendapatkan spot untuk mendirikan tenda itu sangat susah. Apalagi di pos yang direkomendasikan untuk mendirikan tenda.

Berikut beberapa tips yang bisa dimanfaatkan sebagai persiapan untuk mendirikan tenda saat mendaki gunung:

– Sistem siapa cepat dia dapat berlaku, apalagi saat musim pendakian yang padat. Kalau pendakian ramai, orang-orang pasti rebutan untuk mendapatkan spot mendirikan tenda yang baik. Jadi, jangan terlalu banyak membuang waktu selama pendakian menuju pos mendirikan tenda jika mungkin.

– Dirikan tenda di pos yang direkomendasikan. Di beberapa gunung, ada pos yang direkomendasikan untuk tidak digunakan mendirikan tenda, seperti di Pos 4 Samaranthu Gunung Slamet yang terkenal angker.

Sebaiknya dirikanlah tendah hanya di pos yang direkomendasikan. Jika pun tidak mendapat spot di pos, pilihlah spot yang tidak jauh dari pos atau keramaian.

– Tentukan medan yang tepat, misalnya di tempat yang terhalang hembusan angin dan tempat yang sedikit tertutup.

 Jangan mendirikan tenda di pinggir jurang, di bawah pohon dan ranting tua, dan jangan pula di pinggir jalur pendakian.Jangan juga mendirikan tenda di tempat yang jauh ke dalam hutan.


Aku rekomendasikan untuk mendirikan tenda di atas permukaan yang datar, di tengah tenda-tenda lain (tapi ada jarak yang pas agar tidak terlalu sesak dan mengganggu), dan di tempat yang sedikit tertutup dari hembusan angin.




5. Bermalam di Atas Gunung

Sesudah mendirikan tenda, saatnya bermalam di gunung. Pastikan kalian tidak melewatkan makan malam. Meski memang kondisi tubuh sangat melelahkan setelah seharian mendaki, tahankan diri untuk mempersiapkan santapan malam. Jangan lewatkan yang satu ini.

Tips mendaki gunung yang satu ini sangat penting! Sebelum beristirahat total, makan malamlah terlebih dahulu agar tubuh tetap mendapatkan sumber energi dari makanan.

Perut pun tidak kosong dan tidak rentan masuk angin. Utamakan juga makanan dan minuman hangat karena malam hari di gunung sangat dingin.

Jika diperbolehkan, nyalakan api unggun (hanya dengan ranting pohon yang sudah rubuh). Ini penting untuk menghangatkan diri dan kondisi tubuh terjaga agar terhindar dari hipotermia.

Pakai sarung tangan, kaus kaki, pakaian tidur berlapis lengkap dengan jaket dan penutup kepala dan telinga.

Siapkan juga minyak angin (jangan pernah pakai balsem karena balsem itu panas di awal -dingin seterusnya). Hindari terkena air saat malam hari tiba.

Jika badan keringatan, gunakan handuk atau apapun itu untuk mengeringkannya dan ganti pakaianmu yang sudah basah oleh keringat. Jangan biarkan keringat kering di tubuh ketika malam hari tiba.
Jaga kondisi tubuh agar tetap hangat. Setelah itu, masuk ke tenda, kemudian masuk ke sleeping bag, dan tidur.

Siapkan energi baru, apalagi kalau sudah ada rencana untuk melanjutkan pendakian, summit attack, saat subuh agar bisa menikmati sunrise di puncak gunung. 😀

Jangan lupa matikan api unggun sebelum tidur kalau memang dinyalakan.




6. Tips Mendaki Gunung: Summit Attack

Menjelang summit attack atau pendakian menuju puncak gunung, kondisi tubuh mungkin sudah sangat lelah.

Mungkin setiap pendaki sangat menanti-nanti momen yang satu ini, terlepas dari bagaimana pun kondisi diri saat ini.

Ya, summit attack, artinya kita sebagai pendaki sudah 70% berhasil melakukan pendakian, tinggal sedikit lagi hingga mission completed.

Bagiku pribadi, inilah momen yang membuatku makin termotivasi ketika mendaki terlepas bagaimana pun lelahnya tubuh.

Berikut beberapa hal yang perlu diingat ketika summit attack, pendakian menuju puncak gunung:

– Lakukan pemanasan ringan sebelum melanjutkan pendakian, apalagi jika mendaki subuh untuk mengejar sunrise. Tubuh masih beradaptasi dengan suhu sekitar, dan masih sedikit menegang apalagi karena baru bangun tidur.

– Tetap makan agar ada sumber energi baru. Jangan lupa untuk tetap mengisi perut, tentu dengan yang bernutrisi dan hangat sebagai sumber energi baru untuk melanjutkan pendakian.

– Jangan lupa membawa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti jaket, rain coat, air, cemilan, dan sebagainya.

– Meski dingin, berikan ruang gerak pada tubuh agar bisa lebih leluasa ketika bergerak. Maksudnya, ketika summit attack saat subuh bukan berarti kita harus mengenakan pakaian yang serba tebal karena justru akan memberatkan dan membatasi pergerakan, sehingga akan semakin cepat lelah.

– Ingat bahwa, mulai dari sini, pendakianmu tidak lagi sama seperti saat mendaki menuju tempat mendirikan tenda. Medan akan lebih berat, fisik dan mental akan lebih tertantang dan terkuras, dan sebagainya.

– Tetap waspada dan atur pernafasan. Jangan mentang-mentang puncak tinggal sedikit lagi, konsentrasi pendakian terganggu dan tidak lagi fokus melewati medan sekitar. Atur juga pernafasan seperti sebelumnya.

– Motivasi diri agar tekad semakin kuat; puncak tinggal sebentar lagi!



7. Tiba di Puncak Gunung

Silahkan bersenang-senang. Silahkan berpuas hati. Silahkan merayakan keberhasilanmu.

Dan jangan lupa mengambil foto untuk mengabadikan momen dan keberhasilanmu meraih puncak gunung. Nikmati alam sekitar dan pemandangan ciptaan-Nya. Silahkan kagumi karya-Nya sepuasmu.
Tapi ingat, puncak bukanlah tujuan akhir! Rumahmulah tujuan akhir pendakianmu. Jadi, mari kita berpindah ke tips mendaki gunung selanjutnya.




8. Perjalanan Turun Menuju Tenda

Di sinilah perjalanan panjang turun gunung dimulai.

Setelah asik menikmati suasana di dan pemandangan dari puncak gunung, saatnya persiapkan diri untuk mencapai tujuan akhir; rumah. Diasumsikan, setelah ini kalian pasti menjalani perjalanan turun menuju tenda.

Tetaplah hati-hati karena perjalanan turun gunung tidaklah sama seperti ketika mendaki gunung. Porsinya beda, beban pada tubuh pun berbeda. Perjalanan turun gunung tidaklah lebih mudah ketimbang saat mendaki.

Ada kesulitannya sendiri, tentu saja, dan menuruni gunung bahkan lebih melelahkan bagiku. Motivasi diri bahwa, ketika sampai di tenda, kalian bisa beristirahat sejenak sambil menyediakan santapan.

Ngopi-ngopi, ngerokok, dan sebagainya.

Setelah ini, perjalanan pulang pun akan lebih ringan, baik dari segi mental, beban yang lebih ringan, dan mood yang baik setelah sampai di puncak.




9. Di Tenda dan Pulang Menuruni Gunung
Saat tiba di tenda, tidak ada salahnya beristirahat sejenak, justru inilah waktunya. Biasanya, para pendaki beristirahat sambil memasak makanan dan memanaskan air untuk ngopi, sambil juga merapikan perlengkapan dan tenda.

Tergantung jam pulang, jika mengejar waktu untuk transportasi pulang, ada baiknya beristirahat sambil memasak dan merapikan perlengkapan sekaligus.

Jangan lupa, kumpulkan sampah kalian dan bawa turun agar alam sekitar tetap terjaga dan pendaki lain tidak terganggu dengan sampah kalian. Gunung bukan tempat sampah!

Untuk jalur pulang, biasanya jalur pendakian naik dengan jalur pendakian turun sama, jadi kita berpapasan dengan pendakia yang baru naik. Tapi untuk beberapa gunung seperti Gunung Merbabu, biasanya jalur pulang berbeda dengan jalur naik.

Jika pun berbeda, usahakan agar tetap berada dekat dengan rombongan kalian, jalan sebaris seperti ketika mendaki.

Selain itu, mungkin di rombongan kalian banyak yang tidak familiar dengan jalur pulang yang berbeda dengan jalur naik, jadi tetap hati-hati.



10. Tiba di Basecamp Pendakian & Pulang Sampai ke Rumah

Biasanya di basecamp ada TPA khusus untuk pendaki yang hendak membuang sampahnya. Jadi, kalau tadi kalian membawa turun sampah kalian selama pendakian, buanglah di TPA tersebut.

Istirahat sambil menunggu transportasi ke kota; ke terminal/stasiun di basecamp juga sah-sah aja. Apalagi kita bisa bercengkrama dengan pendaki lain, yang sudah turun atau pun yang baru mau mendaki.

Setelah sampai di rumah, berarti pendakian kalian berhasil! Selamat karena sudah menaklukkan gunung tersebut! 😉




Penutup
Selalulah berserah kepada Tuhan, selalulah utamakan keselamatan, karena jika tidak, sesempurna apapun tips mendaki gunung yang kalian baca tidak akan membantu.

Jadi ingat, lakukan apa yang perlu dilakukan dan jangan pernah gengsi apalagi sombong selama pendakian.

Itulah tips mendaki gunung dariku. Apa yang tertulis di sini terlihat ribet dan terlalu muluk-muluk, mungkin, tapi sebenarnya sederhana dan memang rata-rata sudah diterapkan oleh setiap pendaki.

Tapi untuk mengingatkan lagi, begitulah tips mendaki gunung dari aku yang sebenarnya masih sangat dangkal. Ada yang terlewatkan?

Jangan sungkan untuk memberi tambahan lewat kolom komentar di bawah ini. 😀 Dan jangan lupa juga membagikan artikel ini kepada teman-teman kita sesama pendaki jika dirasa bermanfaat. Salam pendaki! 🙂