Friday, 22 May 2020

22 May 2020, Friday




Bacaan ku hari ini judul 1  :




https://www.newzealand.com/id/abseilingrappelling/




Bacaan ku judul ke-2  :




MENGENAL LEBIH DALAM TEKNIK ABSEILING DALAM PANJAT TEBING



Exploregunung.com – Saat pinggir tebing terasa begitu curam untuk didaki biasanya pendaki menggunakan teknik yang dinamakan abseiling untuk melewatinya dengan aman. Pendaki diseluruh dunia menggunakan berbagai teknik, baik itu untuk naik atau turun gunung. Salah satu teknik turun tebing terutama pada saat-saat berbahaya adalah abseiling. Abseiling adalah cara mengontrol proses turun tebing dengan menggunakan alat dan penjagaan khusus. Kata abseiling itu sendiri berasal dari bahasa Jerman yaitu ‘abseilen’ yang berarti menuruni tali. Teknik ini awalnya dipopulerkan oleh Jean Esteril Charlet, yaitu seorang pemandu yang menemukan metode roping yang bernama abseiling.

Terdapat berbagai metode dalam abseiling dan juga berbagai peralatan pendakian yang mesti digunakan. Perlengkapan paling penting dalam abseiling adalah helmet, untuk memproteksi kepala dari batu-batu yang jatuh. Gloves atau sarung tangan khusus pendakian juga diperlukan terutama pada pendaki profesional, abseiler pro, dan militer. Hal tersebut untuk memproteksi telapak tangan dari tali, pastikan gloves terbuat dari bahan yang kuat. Tali yang digunakan untuk teknik abseiling biasanya merupakan sekumpulan tali yang diatur sedemikian rupa. Harness juga digunakan disekitar pinggang untuk mengamankan climber. Sepatu gunung atau sepatu boot dibutuhkan agar kaki mampu memijak permukaan tebing dengan baik.

Mengenal Lebih Dalam Teknik Abseiling dalam Panjat Tebing
Teknik abseiling digunakan oleh pendaki dari seluruh dunia terutama untuk beberapa alasan. Recreational climber atau pendaki yang memiliki tujuan rekreasi biasanya sering menuruni air terjun, karena treknya biasanya sangat curam maka digunakanlah teknik abseiling tersebut. Rock climber atau pemanjat tebing menggunakan teknik abseiling untuk turun kembali ke dasar permukaan tanah, atau untuk turun perlahan membuat rute baru. Beberapa rute dalam rock climbing membutuhkan teknik abseiling agar proses pendakian bisa berjalan dengan lancar.

Pekerja industri atau komersial seperti pekerja tambang atau pembersih kaca bangunan menggunakan teknik abseiling untuk meraih beberapa bagian pada gedung untuk memperbaiki, konstruksi ataupun melakukan kegiatan pembersihan. Pekerja medis sering menggunakan abseiling untuk mengevakuasi korban kecelakaan dari helikopter atau lokasi yang lebih tinggi dari posisi korban. Begitupula dengan tentara yang sering menggunakan teknik abseiling pada kondisi-kondisi tertentu pada saat perang.

Alat khusus untuk teknik abseiling adalah descender atau peralatan turun tebing. Alat ini meminimalisasi gesekan yang memungkinkan pendaki mengontrol tali dengan baik. Kecepatan menurun bisa dikontrol oleh pendaki, dimana pendaki bisa mengetahui beban tubuhnya dan mengontrolnya lewat descender. Terdapat berbagai versi dari penggunaan descender tersebut yaitu gold tail, abseil rack, dan sky genie yang sering digunakan oleh pemadam kebakaran atau pembersih kaca bangunan.

Abseiling juga merupakan salahsatu olahraga turunan dari panjat tebing. Pendaki tidak perlu menaiki tebing terlebih dahulu tapi langsung naik keatas permukaan tebing menggunakan helikopter untuk kemudian melakukan abseiling atau turun tebing. Abseiling merupakan olahraga yang sangat beresiko dan berbahaya terutama untuk climber yang belum berpengalaman. Banyak dari pendaki menganggap abseiling sebagai teknik paling berbahaya daripada climbing itu sendiri karena sistem tali menali akan terus menahan beban dari pendaki, dan kepercayaan akan tali yang menahan beban tersebut sangat diperlukan, untuk itulah ini merupakan aktivitas yang sangat tidak dianjurkan untuk pemula.

Presentase tertinggi dari kecelakaan atau kematian saat panjat tebing biasanya terjadi saat turun tebing. Oleh alasan tersebut, kegiatan abseiling sangat dilarang di banyak tempat di dunia karena potensi kecelakaan yang sangat tinggi. Dibutuhkan pemahaman yang kompleks mengenai panjat tebing dan juga pemahaman akan perlengkapan pendakian khususnya tali menali.

Abseiling bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Biasanya dilakukan oleh profesional, menuruni tebing dengan terkontrol dan menikmati bentang alam yang luar biasa. Hal itulah yang membuat banyak ‘adrenaline junkie’ menjadikan abseiling sebagai olahraga favorit mereka. Kabar bagusnya, abseiling bisa dipelajari secara perlahan-lahan dan andapun bisa mencobanya tentunya dengan arahan dari pendaki profesional. Jika proses latihan berjalan dengan lancar, anda bisa melakukan abseiling layaknya pakar. Pastikan anda memulainya dengan pemahaman rig yang bagus, dan pilihlah instruktur yang terpercaya.




Bacaan ku judul ke-3  :







Cara mendaki Gunung yang Baik (Hiking Safety)






Pada intinya semua kembali pada kesiapan si pendaki itu sendiri, baik kesiapan fisik dan mental serta persiapan perlengkapan penunjang pendakian. Agar semua bisa kembali membawa pesan alam dengan senyuman.

Beberapa faktor kesalahan manusia adalah:

a. Minimnya pengetahuan tentang medan yang akan dilalui.
b. Membuka  jalur baru tanpa pengetahuan navigasi dan cara bertahan hidup yang memadai
c. Tersesat di hutan karena kekurangan makanan dan air
d. Terjadinya gap dan perbedaan pendapat dalam kelompok pendaki
e. Kecerobohan leader dalam menentukan jalur yang akan dilalui.

Faktor alam yang menyebabkan pendaki mengalami kecelakaan adalah:

a. Suhu yang tiba-tiba turun drastic yang disebabkan oleh perbedaan suhu di sekitar gunung menyebabkan turunnya daya tahan pendaki
b. Badai gunung
c. Binatang buas
d. Kebakaran hutan
e. Longsornya tebing gunung
f.  Gas beracun.

Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan pada saat mendaki gunung, pendaki harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. Jumlah orang yang akan mendaki minimal tiga orang
b. Membawa peralatan yang lengkap, terutama peralatan pribadi, misalnya jaket , sarung tangan, tutup kepala, sepatu, dan jas hujan.
c. Menjaga kekompakan tim sebagai hal vital dalam perjalanan agar tercipta suasana saling membantu dan menghargai sehingga perjalanan akan semakin cepat dan baik.
d. Mempunyai leader yang berpengalaman baik secara mental maupun pengetahuan
e. Membawa logistic dan air yang cukup , minimal untuk diri sendiri
f.  Menjaga kondisi tubuh agar tetap fit.