Wednesday, 28 October 2020

Di tanggal 27 October 2020 saya tidak nyangka di luar kota (di Kota Ini) saya temukan 老婆餅 Wife Cake.

Selama ini saya hanya mengira tidak mungkin saya makan 老婆餅 Wife Cake di Indonesia.

Saya harus ke Hong Kong barusan dapat makan.

Dan di Kota ini juga saya temukan beberapa kue yang sudah langkah di tempat ku.


Lalu di hari ini juga saya beli dan makan bersama secangkir Kopi Pahit.













Monday, 26 October 2020

26 October 2020, Monday



Terima kasih pak Alim Markus. Nanti kalau punya kesempatan dan jodoh kita ketemu dan bersama Go Tjong Ping.

Saya masih ada hutang dengan Kong Co yaitu Menghadiri Ulang Tahun-Nya (Kirab). Akan saya tunaikan.


Saya hampir mau ke Tuban sebelumnya dan sudah siapkan 2 langkah-langkah yang agak ekstrem sebelum pak Alim Markus Turun Tangan.






[25/10 18.23] Tiga Bos Nasional Turun Tangan Selesaikan Konflik Penutupan Kelenteng Kwan Sing Bio





[25/10 18.26] Prosesi pembukaan TITD Kwan Sing Bio melibatkan Bos Maspion Grup Alim Markus, Bos Kapal Api Soedomo Mergonoto dan Paulus Welly Affandi (wefan), Minggu (25/10/2020)

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur kini telah dibuka secara resmi, Minggu (25/10/2020).

Kelenteng terbesar se-Asia tenggara itu ditutup sekitar tiga bulan lalu, tepatnya 28 Juli 2020, setelah terjadi konflik kepengurusan.

Pembukaan dilakukan dengan membuka pintu depan sisi barat yang tergembok dari luar maupun dalam, dilanjut pagar tengah. Bahkan, terdapat rantai gembok yang sulit dibuka hingga akhirnya digerenda

Namun, kini kelenteng yang menghadap laut itu telah dibuka melibatkan bos nasional yang berpengaruh, di antaranya Bos Maspion Grup Alim Markus, Bos Kapal Api Soedomo Mergonoto dan Paulus Welly Affandi (Wefan).

"Ini tempat sembahyang harus dihormati, dari pada ribut-ribut juga tidak bagus. Jadi kita diundang ya kita buka," kata Alim Markus seusai pembukaan kelenteng.

Pria 69 tahun itu meminta, jangan sampai ada penggembokan lagi di rumah umat ibadah Konghucu, Buddha dan Tao.

Dia berpesan agar umat tetap bersatu bangkit dan terus besar. Bahkan, Alim Markus juga mengungkapkan kekagumannya atas kelenteng Kwan Sing Bio yang sangat besar.

"Bersatu jangan ada penutupan kelenteng lagi, kalau tidak kita yang menjaga lalu siapa lagi," pungkasnya didampingi bos kapal api dan Wefan kepada TribunJatim.com.

Sementara itu, Ketua Penilik Demisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro menyatakan, sangat gembira atas dibukanya kembali kelenteng.


Ketiga pengusaha nasional itu sangat peduli terkait kondisi kelenteng hingga ikut andil pada prosesi pembukaan.

"Sengketa menurut saya sudah tidak ada lagi, untuk selanjutnya tergantung peran tiga tokoh itu. Yang jelas saya senang dan menghormati peran dari Bos Maspion, Bos Kapal Api dan Wefan," tutup Alim.(nok/Tribunjatim.com)





















Thursday, 22 October 2020

22 October 2020, Thursday




Hari ini saya ke Pasar Pusat di suatu daerah.

Dan tiba-tiba melihat anak-anak lagi kelahi. Saya langsung pisahkan mengunakan sebelah tangan.

Di sana ramai tapi tidak ada 1 orang pun turut serta memisahkan.


menginggat :  waktu saya kecil sering berkelahi. Sekarang malahan memisahkan orang yang lagi berkelahi.

Saya tidak peduli siapa yang berkelahi. Anak-anak maupun dewasa akan saya pisahkan.

Jika salah 1 pihak tetap tidak menghentikan tangannya. Kondisi terpaksa dia akan saya lumpuhkan.

Saya tidak peduli siapa yang benar. Soal kebenaran itu tugas Kehakiman.

Tugas saya adalah menghentikan perkelahian itu jika saya berada di sana.


BARUSAN SAYA INTROPEKSI DIRI :


1. Kenapa saya tidak lebih awal mencegah perkelahian itu. Pada hal sebelum perkelahian saya sudah melihat dan menafsir pasti akan kelahi.


2. Setelah perkelahian itu berhasil saya pisahkan. Melihat ada 1 orang dewasa memihak salah 1 anak itu dan anak yang 1 lagi didorong mau dipukul.

Saya seharusnya :  turun tangan ke-2 kali mengamankan si Anak itu :  LALU SAYA NYESAL.


3. Saya merasa gerakan ku lambat, Tidak seperti dulu yang Lingcah.

Mulai besok yaitu mulai jam 00 : 00 AM wib saya mau meningkatkan Kelingcahan ku.

1 jarum jatuh bisa saya tangkap.









Wednesday, 21 October 2020

Monday, 19 October 2020

19 October 2020, Monday



Ini buah genit atau buah kaki yang akan ku makan.





Saturday, 17 October 2020

17 October 2020, Saturday



SAYA HAMPIR KENA TIPU. Emosional ku tadi hampir mau sebutkan kode OTP ke Penelepon 0821 8072 5043. Atas nama Perusahaan Shopee.


Kronologis  :


Saya di telp hari ini dan dibilang saya dapat Cashback sebesar Rp. 2. 000. 000 dari Toko Shopee. Dan langsung dimasukan ke Account/ akun Shopee.

Lalu dia bilang ada SMS Masuk : (kode OTP)  dan suruh saya sebutkan.

--- >> Di saat itu Emosional Ku ter-Pancing dan langsung mau sebutkan.

(karena diingatkan ku  :  Saya Sudah Buang Perusahaan Shopee. Dan di dalam Account/ akun nya  :  SUDAH KOSONG, TIDAK MEMPUNYAI SALDO DAN TRANSAKSI PEMBELIAN SELAMA INI  :  METODE MANUAL  :  (PEMBAYARAN LEWAT MESIN ATM).


PEMECAHAN DAN MENANGGULANGI PERISTIWA INI.


Pemecahan dan Analisis  :

Kita seolah-olah terasa orang ini Benar Pekerja dari shoppee. Karena teknologi sekarang percakapan ini dan transaksi mendapatkan Cashback Rp. 2. 000. 000 butuh Verifikasi Kode,

Dan kodenya telah dikirim. Dan verifikasi kode dikonfirmasi  :  MELALUI SUARA LEWAT TELEPON (Disini Kita Dibuat Dia KELIRU).


Analisis  :

Bagaimana SMS itu bisa masuk ke HP kita?

Jawabannya adalah  :  Dia lagi mencoba memasuki akun Shoppee mu Dan dia melaporkan ke Program Shoppee Bahwa Lupa Password. Dan System Shoppee ter-Deteksi ada orang lain mencoba memasuki akun mu dan ataupun JlKA BENAR LUPA PASSWORD maka Program Shoppe Mengirimkan Mu  :  Kode OTP.

Dan orang itu ditelp menanya mu kode OTP itu (yang tadinya kita mengira kita diminta kode verifikasi untuk mendapatkan Cashback).

Perusahaan Shoppee Tidak Akan Telp Mu Menggunakan Nomor Yang Abal-abal  :  contoh 0821 xxxx xxxx


CUKUP RUMITKAN !!


Pelaku memanfaatkan kerumitan inilah semoga kamu tertipu disertai dengan Emosional Mu Tidak Terkontrol dan Lalai.



MENANGGULANGI.

1.  Lakukan transaksi apa pun lewat/ cara manual (Ke Bank jika transaksi saldo banyak dan atau Ke Mesin ATM jika saldo sedikit).


2.  Jangan sisakan saldo yang banyak pada Account/ akun Digital mu (Internet Banking/ Mobile Banking).


3.  Selalu melakukan pemeriksaan transaksi saldo di Account/ akun Digital mu.


Contoh kasus  :


Ada Nasabah Danamon/ seorang docter bodoh terjebak dan terpancing emosionalnya  :  sehingga dia mengalami kerugian 300san juta.

Dia mengajukan gugat ke Bank Danamon.

Dan Bank Danamon mempersilahkan gugatannya.








Friday, 16 October 2020

Tuesday, 6 October 2020

6 October 2020, Tuesday



Minum kopi yang datang dari Singkawang, Pulau Kalimantan dengan duduk di Lantai Teratas di suatu bangunan. Terasa seperti Surga Dunia.....









Saturday, 3 October 2020

3 October 2020, Saturday



Bacaan ku hari ini dari sambungan kemarin 2 October 2020 dan habis dengan judul  :  TAN MALAKA.


Komentar ku terhadap TAN MALAKA  :  Dia adalah seorang pejuang untuk Bangsa-nya dan Negara-nya, tanpa memikirkan kepentingan dirinya.

Di pikiran TAN MALAKA  :  Diri-nya adalah bagian terkecil dan Bangsa beserta Negara adalah bagian terbesar.






Dalam situasi ini, Tan Malaka lagi-lagi dianggap sebagai “pembuat onar”, namun kali ini bukan oleh Belanda, tapi oleh pemerintah Indonesia sendiri. Walaupun mulai dicap buruk oleh pemerintah pusat, Tan Malaka tetap bandel dan malah menghimpun kekuatan di Jawa Timur untuk menghadapi Agresi Militer Belanda II, yang akhirnya pecah bulan Desember 1948.

Dalam situasi genting seperti itu, Presiden Soekarno membekukan pemerintahan Republik dan menggantinya jadi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dengan pusatnya di Bukittinggi. Situasi ini semakin kacau dan mencekam bagi seluruh rakyat Indonesia yang terancam kehilangan identitasnya serta negara yang baru saja ingin dibangun. Dalam kondisi Indonesia yang antara ada dan tiada seperti itu, Tan Malaka ngomong di radio dari daerah Kediri, untuk tetap melanjutkan perjuangan dengan cara:

  1. Tidak mengakui Perjanjian Linggarjati dan Renville.
  2. Menghancurkan negara boneka bentukan Belanda.
  3. Mengambil alih semua wilayah Indonesia yang masih dikuasai oleh Belanda.
  4. Mengambil alih semua aset Belanda dan Eropa lainnya.
  5. Mengembalikan harga diri rakyat Indonesia.
  6. Mengabaikan seluruh ajakan perundingan.
  7. Tidak menyetujui perjanjian apapun yang tidak menyebutkan bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945
  8. Menyatukan seluruh partai dan badan keamanan rakyat.

Himbauan inilah yang membakar semangat rakyat tapi juga sekaligus menyebabkan Tan Malaka dianggap sebagai pemberontak yang dianggap berbahaya oleh pemerintahan Perdana Menteri Muhammad Hatta. Sejak saat itulah Tan Malaka diburu oleh tentara negara yang dia bela mati-matian selama 30 tahun terakhir, sampai akhirnya terbunuh oleh tentara nasional Indonesia di Kediri Jawa Timur pada tanggal 19 Februari 1949 dan jenazahnya tidak diketahui keberadaannya sampai sekarang. (ada yang menyebutkan Tan Malaka dikubur secara rahasia, ada versi lain yang menyebutkan mayatnya dihanyutkan di Kali Brantas).

 

Warisan Bagi Rakyat Indonesia

Sebagaimana setiap negara besar memiliki founding father, seperti katakanlah Amerika memiliki George Washington, Thomas Jefferson dan Benjamin Franklin. India punya M.K Gandhi dan Jawaharlal Nehru, Filipina punya Benigno Aquino dan Jose Rizal, Pakistan punya Muhammad Ali Jinnah, dan juga bangsa-bangsa lainnya. Kita bangsa Indonesia juga punya founding father, antara lain Soekarno, Hatta, Sutan Sjahrir, Achmad Subardjo, Radjiman Wediodiningrat, dan juga Tan Malaka.

Empat belas tahun setelah kematiannya, tepatnya pada 28 Maret 1963 Presiden Soekarno mengangkat nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional Indonesia. Namun 3 tahun kemudian, setelah Soekarno turun dari jabatan presiden (1966) dan digantikan oleh era Orde Baru. Nama Tan Malaka kembali disembunyikan dari sejarah Indonesia, dan bahkantidak pernah disebutkan dalam daftar nama-nama pahlawan nasional di sekolah seluruh penjuru Indonesia selama puluhan tahun bahkan mungkin sampai sekarang. Penyebabnya? Apalagi kalau bukan keterlibatan Tan Malaka yang sangat kental dengan gerakan kiri, sosialis, atau komunis yang menjadi musuh besar pada era pemerintahan Orde Baru.

Mungkin lo semua mencoba menalar, apakah Soekarno, Hatta, Sjahrir, terlalu lembek menghadapi tekanan negara lain? Ataukah justru Tan Malaka yang terlalu sembrono dalam bertindak? Apakah Tan Malaka salah mengambil langkah dalam paham ideologi politik sosial-komunis? Bagi kita yang hidup di tahun 2015 dan mencoba melihat kembali ke belakang, mungkin akan sulit untuk meraba-raba mana yang lebih benar di antara mereka. Memang tidak selamanya Soekarno sejalan dengan Hatta, dengan Sjahrir, dan juga dengan Tan Malaka. Mereka semua, para pendiri negeri ini, memiliki pertimbangannya sendiri-sendiri dalam mengambil keputusan saat menghadapi kemelut situasi pada masa itu. Terlepas dari itu semua, setiap perjuangan mereka patut kita hormati, karena bagaimana pun mereka semua adalah founding father of Indonesia yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengantarkan seluruh rakyat Indonesia menuju kemerdekaan.

Semoga artikel ini, dapat kembali mengingatkan kita semua pada para pendiri negeri kita ini, khususnya untuk Tan Malaka yang paling sering dilupakan. Selamat ulang tahun ke-118 Tan Malaka (2 Juni 2015), semoga generasi Indonesia ke depannya dapat mewujudkan impian beliau untuk membangun masyarakat yang berpikir secara kritis, logis, rasional, dan mampu berdialog secara sehat. Merdeka!

“Lindungi bendera itu dengan bangkaimu, nyawamu dan tulangmu. Itulah tempat yang selayaknya bagimu, seorang putera Indonesia tempat darahmu tertumpah” – Tan Malaka, Massa Aksi (1927)

Friday, 2 October 2020

2 October 2020, Friday



Bacaan ku hari ini dari sambungan kemarin 1 October 2020.



Komentar ku terhadap Tan Malaka di bagian bacaan ini  :  Pemikiran yang logis dan rasional.






Setelah memenangkan peperangan di Surabaya, pada bulan Desember 1945 Tan Malaka kembali berjuang di Purwokerto untuk menyusun strategi perlawanan total terhadap para penjajah Barat yang akhirnya jadi sebuah perkumpulan yang dinamain “Persatuan Perjuangan” (PP). Perkumpulan ini adalah sebuah manifesto dari kekecewaan rakyat Indonesia terhadap keputusan pemerintah Republik Indonesia yang pada saat itu cenderung untuk menempuh jalur perundingan buat dapetin pengakuan internasional. Ternyata dukungan dari perkumpulan PP ini buanyak banget, lho. Dalam waktu seminggu, udah ada ratusan organisasi gabung ke PP ini. Di sisi lain, pembentukan PP ini juga didukung kuat oleh Jenderal Sudirman, yang lagi sibuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan sekutu di Jawa Tengah.

Ironisnya, pendirian kelompok yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan inilah yang nantinya membuat Tan Malaka nantinya terbunuh oleh tentara Indonesia sendiri. Walaupun punya banyak dukungan dari rakyat, kepentingan para elit politik di Jakarta untuk meminimalisir konflik dengan pihak Barat terus mengintervensi “perjuangan lapangan” yang dilakukan oleh Tan Malaka. Pada puncak perjuangannya pada pertengahan tahun 1946, para pemimpin PP pada ditangkepin sama pemerintahan Sutan Sjahrir karena dianggap pembangkang yang bandel dan gak mau nurut sama pemerintah pusat.

Kekih deh Tan Malaka. Ngenesnya lagi, ternyata PKI sebagai partai yang dulu dia bela mati-matian sampe harus ngungsi ke banyak negara, malah bersikap pro sama Sjahrir. Tapi dasar emang Tan Malaka, sewaktu bebas dia berjuang di lapangan, kalo dipenjara itu saatnya untuk bikin buku bagus. Pada saat dipenjara sama Sjahrir inilah doi bikin beberapa buku mahsyur yang dikasi judul “Rentjana Ekonomi”, “Theses”, dan “Gerilya Politik Ekonomi (GERPOLEK)”.

Ketika dibebasin dari penjara sama Pemerintahan Amir Sjarifuddin (yang emang orang PKI), Tan Malaka langsung melihat kenyataan bahwa kekhawatiran dia selama ini yang menentang jalur perundingan ternyata kejadian juga melalui perjanjian Renville, yang isinya sebagai berikut:

  1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
  2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
  3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Inilah yang bikin Tan Malaka jengkel, dan pembuktian bahwa jalur diplomasi pada masa awal kemerdekaan Indonesia itu adalah tindakan yang keliru karena kita bisa dimain-mainin sama Belanda yang udah jauh lebih punya pengaruh di dunia Internasional.

“Tuh kan gua bilang juga apa!! Ngapain sih harus berunding-berunding lagi segala, wong kita udah merdeka, ngapain harus berunding? Kalo berunding lagi bisa jadi kita nggak merdeka 100%!”

Itulah kira-kira isi hati Tan Malaka pada saat itu. Menanggapi isi perjanjian itu, Tan Malaka banyak banget membentuk gerakan masyarakat untuk menghimpun kekuatan massa yang menentang perjanjian Renville dan merebut kembali keutuhan wilayah Indonesia dari Sabang–Merauke dari mulai ngebentuk Gerakan Revolusi Rakyat (GRR), PARI, sampai Murba (Partai Musyawarah Rakyat Banyak).


Bacaan disambung besok .....

Thursday, 1 October 2020

1 October 2020, Thursday



Bacaan ku hari ini dari sambungan kemarin 30 September 2020 dengan judul  :


TAN MALAKA






Setelah ketemu lagi sama Darsono, Tan Malaka ikut bergabung menjadi anggota Comintern dan pindah ke Moscow Rusia untuk berfokus mengurus negara-negara Timur termasuk Hindia Belanda. Pada Kongres Internasional Comintern ke empat tahun 1922, Tan Malaka bikin kaget para pemimpin-pemimpin komunis dunia, termasuk Lenin dan Trotsky, karena pendapatnya yang nyebutin bahwa Comintern bisa kerjasama dengan negara-negara Islam untuk membela kaum tertindas. Namun, gagasan itu tidak sampai direalisasikan. Berikut kutipan langsung pendapat Malaka di kongres tersebut:


“Bersandingan dengan Bulan Sabit, Bintang Soviet akan menjadi panji perang akbar untuk kira-kira 250 juta Muslim yang ada  di Sahara, Arabia, Hindustan, dan Hindia Kami (Indonesia maksudnya).”


Berikutnya, Tan Malaka ditugaskan menjadi agen Comintern di Asia Tenggara dan bermarkas di Kanton, Tiongkok. Di sanalah, Tan Malaka menyusun sebuah gagasan masa depan bagi Hindia Belanda yang dia bukukan dengan judul “Naar de ‘Republiek Indonesia’” atau “Menuju Republik Indonesia”. Buku yang disusun tahun 1925 ini menjadi tulisan pertama yang nyebut frase “Republik Indonesia” yang mengacu pada perjuangan kemerdekaan Hindia Belanda dari kolonialisme.






Buku ini berisi analisis Malaka terhadap kancah politik dunia pada saat itu, dan juga gagasan awal bagaimana sih perjuangan menuju negara bernama Indonesia itu direalisasikan. Selain itu, di buku ini Tan Malaka juga berhasil menganalisis sekaligus meramalkan dengan tepat bahwa ga lama lagi persaingan kekuatan ekonomi Jepang dan Amerika bakal berujung ke meletusnya perang di Pasifik, dimana situasi kekacauan itu bisa jadi kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan revolusi untuk melawan Belanda. Buku inilah yang pertama kali menginspirasi kaum cendekiawan muda di tanah air maupun Belanda (Soekarno, Hatta, Amir Sjarifuddin, Nasution, dkk) untuk ikut merealisasikan gagasan negara Indonesia ini menjadi kenyataan. Enam belas tahun setelah buku ini dicetak, analisis Tan Malaka terjadi. Beneran meletus tuh Perang Pasifik dalam rangkaian Perang Dunia II, sekaligus menjadi peluang bagi Bung Karno, Hatta, Sjahrir, dkk untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.


Setelah PKI dihancurkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1926, Tan Malaka ngediriin Partai Republik Indonesia di Manila. Dia ngejalanin partai ini dari jauh, dan mendirikan perwakilan di berbagai daerah di Indonesia dengan bantuan rekan-rekan mantan anggota PKI. Setelah puluhan tahun ngungsi, dipenjara-penjarain, dibuang dari satu negara ke negara lain, Tan Malaka akhirnya memutuskan untuk diem-diem balik ke Indonesia dengan naik perahu kecil secara rahasia nyeberang Selat Malaka, dan setelah nyampe di Jakarta, Tan Malaka menyamar sembari kerja jadi pegawai dinas kesejahteraan sosial.


 

Kembali ke Indonesia dan Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan (1942 – 1949)

Walaupun Belanda udah diusir oleh Jepang, tapi Tan Malaka masih menyembunyikan jati dirinya sampai Bung Karno, dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Selama masa persembunyiannya itulah, Tan Malaka menulis karya terbesarnya yang berjudul “MADILOG (Materialisme-dialektika-logika)” — sebuah buku yang isinya argumen dia tentang pentingnya pola pikir analitik dalam mencapai sebuah kesimpulan yang valid. Buku ini ditulis karena Tan Malaka ngeliat kelemahan terbesar sebagian besar rakyat Indonesia (yang pada masa itu) cenderung belum terbiasa berpikir kritis, seringkali tidak logis dan rasional, serta belum mampu berdialog secara sehat. Kurang gokil gimana lagi coba, doi?!


Setelah Jepang nyerah dari sekutu dan Indonesia memerdekakan diri, Malaka baru deh, merasa aman untuk munculin identitas aslinya ke muka umum. Langkah pertamanya sehabis Proklamasi dibacakan oleh Sukarno adalah tur keliling Jawa dan memberitakan “kabar gembira” tentang kemerdekaan sekaligus membakar semangat rakyat untuk betul-betul mempertahankan kemerdekaan sampai status ini diakui secara internasional.


Pada saat keliling Pulau Jawa ini, Tan Malaka melihat sendiri bahwa ternyata rakyat menyambut kemerdekaan ini dengan semangat yang luar biasa untuk mempertahankan tanah airnya, kalau perlu sampai mengorbankan nyawa. Namun di sisi lain, Tan Malaka justru melihat pergerakan pemimpin negara baru ini (Bung Karno, Hatta, Sjahrir) cenderung “lembek” dan terus mau disetir oleh orang Barat, supaya negara ini mendapat pengakuan oleh masyarakat internasional. Tan Malaka berpendapat, bahwa kemerdekaan ini sudah diraih sepenuhnya, dan kita tidak perlu lagi melakukan jalur perundingan apa-apa lagi, karena nanti khawatirnya, isi perjanjian tersebut akan merugikan Bangsa Indonesia di kemudian hari.


Dalam ujung tur keliling Jawa tersebut, Tan Malaka juga sempat bergabung dengan perjuangan rakyat Surabaya untuk secara langsung berjuang mengusir tentara Belanda (Allied Force for Netherland East Indies- AFNEI) yang dipimpin oleh Lord Mountbatten dan wakilnya, Brigadir Aubertin Walter Sothern Mallaby dalam upaya mencoba lagi menyusup ke Indonesia


Bacaan disambung besok ......