Bacaan ku hari ini dari sambungan kemarin 31 May 2020, Sunday.
......... sambungan kemarin
TEKNIK DALAM PANJAT TEBING
GRADE 5.7 dan 5.8 ini menunjukan tingkat kesulitan yang sangat mudah, dijalur pemanjatan masih banyak pegangan dan pijakan yang sangat banyak, berukuran besar mudah didapat dan sudut kemiringannyapun belum 90 derajat.
GRADE 5.9 ditingkat ini jalur pemanjatan sudah mulai sulit ini ditandai dengan jarak antara pegangan dan pijakan sudah mulai berjauhan walau demikian masih dalam jumlah yang banyak berukuran besar.
GRADE 5.10 pada tingkat ini jalur pemanjatan sudah lebih sulit karena komposisi pegangan dan pijakan sudah bervariasi ada yang besar dan ada yang kecil dan jarak antar pegangan juga pijakan pun sudah mujlai berjauhan, terdapat dua tumpuan tangan dan satu tumpuan kaki jadi factor keseimbangan sangat berpengaruh ditingkat ini.
GRADE 5.11 dan 5.12 tingkat kesulitan semakin tinggi ini dikarenakan letak antara pegangan sudah mulai berjauhan kecil-kecil bahkan banyak yang hanya bisa dipegang oleh beberapa jari saja. Posisi kakipun sudah mulai melebar agar tetap bisa melakukan tumpuan untuk pijakan berikutnya. Factor keseimbangan tubuh sangat berpengaruh. Bentuk tebing pada lintasan pun sangat bervariasi antara tebing gantung dan atap (roof).
GRADE 5.13 dan 5.14 ini tingkat tersulit untuk saat ini, kondisi jalur hampir mulus seperti kaca, dibutuhkan teknik, kekuatan dan daya tahan yang sangat bagus untuk bisa menyelesaikan rute ini. Dimana tumpuan untuk pegangan dan pojakan sangat minim di tingkat ini. Tak jarang pemanjat hanya bertumpu pada satu kaki dan satu tangan. Teknik gesekan (friction) sudah sering dipakai bahkan fungsi kaki sesekali berubah menjadi tangan (hooking) ditingkat ini.
4.3 KELAS A
Sistem pada kelas ini menunjukan seorang pemanjat atau pendaki harus menggunakan alat, kelas ini dibagi menjadi 5 (lima) tingkatan yaitu A1 sampai A5. Misalkan :
Pada rute pemanjatan di tebing dengan grade 5.5 tidak bisa dilewati tanpa bantuan alat A3, ini artinya tingkat kesulitan tebing tersebut menjadi 5.5 – A3
Masih ada beberapa pembagian kelas lagi dalam pengkategorian tingkat kesulitan dalam kegiatan mendaki/panjat tebing ini seperti Ewbank System, British Grading System, Brazilian Grade System, Alaska Grade System dan Alpine Grade System dan akan penulis bahas dilain kesempatan.
GRADE 5.9 ditingkat ini jalur pemanjatan sudah mulai sulit ini ditandai dengan jarak antara pegangan dan pijakan sudah mulai berjauhan walau demikian masih dalam jumlah yang banyak berukuran besar.
GRADE 5.10 pada tingkat ini jalur pemanjatan sudah lebih sulit karena komposisi pegangan dan pijakan sudah bervariasi ada yang besar dan ada yang kecil dan jarak antar pegangan juga pijakan pun sudah mujlai berjauhan, terdapat dua tumpuan tangan dan satu tumpuan kaki jadi factor keseimbangan sangat berpengaruh ditingkat ini.
GRADE 5.11 dan 5.12 tingkat kesulitan semakin tinggi ini dikarenakan letak antara pegangan sudah mulai berjauhan kecil-kecil bahkan banyak yang hanya bisa dipegang oleh beberapa jari saja. Posisi kakipun sudah mulai melebar agar tetap bisa melakukan tumpuan untuk pijakan berikutnya. Factor keseimbangan tubuh sangat berpengaruh. Bentuk tebing pada lintasan pun sangat bervariasi antara tebing gantung dan atap (roof).
GRADE 5.13 dan 5.14 ini tingkat tersulit untuk saat ini, kondisi jalur hampir mulus seperti kaca, dibutuhkan teknik, kekuatan dan daya tahan yang sangat bagus untuk bisa menyelesaikan rute ini. Dimana tumpuan untuk pegangan dan pojakan sangat minim di tingkat ini. Tak jarang pemanjat hanya bertumpu pada satu kaki dan satu tangan. Teknik gesekan (friction) sudah sering dipakai bahkan fungsi kaki sesekali berubah menjadi tangan (hooking) ditingkat ini.
4.3 KELAS A
Sistem pada kelas ini menunjukan seorang pemanjat atau pendaki harus menggunakan alat, kelas ini dibagi menjadi 5 (lima) tingkatan yaitu A1 sampai A5. Misalkan :
Pada rute pemanjatan di tebing dengan grade 5.5 tidak bisa dilewati tanpa bantuan alat A3, ini artinya tingkat kesulitan tebing tersebut menjadi 5.5 – A3
Masih ada beberapa pembagian kelas lagi dalam pengkategorian tingkat kesulitan dalam kegiatan mendaki/panjat tebing ini seperti Ewbank System, British Grading System, Brazilian Grade System, Alaska Grade System dan Alpine Grade System dan akan penulis bahas dilain kesempatan.